Cinta pada pandangan pertama memang terkesan sangat romantis.
Tak hanya dalam lagu yang sering dinyanyikan para biduan, pesona pada
pandangan pertama itu, juga kerap muncul dalam film-film buatan Hollywood,
misalnya seperti film While You were Sleping.
Pemeran wanita yang bernama Lucy (Sandra Bullock), adalah gadis penjaga
loket tiket kereta api, jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang pria
(Peter Galagher), yang setiap paginya berangkat kerja naik kereta api dan
membeli tiket dari loketnya. Sejak perjumpaan pertama kalinya di loket itu,
Lucy sudah terpesona dengan ketampanan pria tersebut.
Apakah peristiwa yang dialami oleh Lucy tersebut, bisa dibilang
cinta pada pandangan pertama? Menurut hasil penelitian di Amerika mengungkapkan,
bahwa ketika seseorang sedang kasmaran, dalam tubuhnya terjadi produksi hormon
phenylethylamine (PEA). Pengaruh hormon tersebut dalam tubuh, akan terjadi
peningkatan suhu tubuh, gula dan tekanan darah, denyut jantung jadi lebih cepat
dan tangan berkeringat.
Sedangkan tampilan sikap di luar tubuh orang tersebut menjadi penasaran,
salah tingkah, bergairah dan gembira. Lihat saja sikap Lucy dalam film, yang
mendadak jadi kikuk sikapnya, begitu pria tampan yang ditaksirnya berdiri di
hadapannya.
Seorang konsultan perkawinan mengatakan definisi cinta itu banyak
dan berbeda-beda, tergantung pada pandangan tiap-tiap orang. Ada sebagian orang
yang begitu tertarik dengan orang lain, sehingga jatuh cinta padanya. Tapi ada
juga beberapa orang yang tertarik dengan orang lain, tetapi tidak merasa jatuh
cinta.
Misalnya, kalau kita kagum pada mata biru Mel Gibson,
ketertarikan ini belum tentu bisa dibilang cinta atau jatuh cinta. Karena
mungkin setelah menonton filmnya, kita mungkin bisa melupakannya, kalaupun terbayang-bayang,
mungkin hanya beberapa hari saja.
Apa yang dirasakan oleh Lucy, baru pada taraf jatuh cinta atau terpesona
pada ketertarikan fisik saja. Cinta seperti itu, bisa digolongkan dalam
passionate love, yang ditandai dengan rasa rindu yang kuat untuk bertemu, emosi
yang menggebu-gebu dan nafsu.
Sedangkan dalam golongan companionate love (true love, marital
love) lebih bersifat dewasa, jauh dari emosi yang menggebu-gebu dan merupakan
perpaduan antara rasa kasih sayang yang mendalam, pengertian, komitmen dan
keintiman.
Ketertarikan dan pesona pada pandangan atau perjumpaan pertama, yang
akhirnya bisa berkembang menjadi jatuh cinta pada pandangan pertama, lebih baik
harus diikuti dengan proses selanjutnya seperti berkenalan dan penjajakan lebih
jauh lagi.
Seseorang yang tertarik pada jumpa pertama dan berlanjut ke tahap
perkenalan, pada saat itu cinta yang mulai tumbuh itu perlu ada respon, apakah
dia juga tertarik kepada kita, atau tidak?
Setelah tertarik, kemudian ada respon darinya, untuk kemudian
menjadi cinta yang sebenar-benarnya, perlu adnya proses penjajakan.
Dalam tahap penjajakan tersebut, masing-masing akan mencari persamaan
persepsi, pandangan hidup, tujuan hidup dan kecocokan. Biasanya orang akan
merasakan cintanya, saat penjajakan, timbul
persamaan-persamaan, pemahaman yang lebih dalam lagi di antara keduanya,
bukan hanya karena dia cantik atau tampan semata. Tahap ini juga bisa menjadi
hasil penentuan, apakah hubungan mereka akan terus dijalankan atau tidak. Dan
kalau ternyata jatuh cinta, itulah yang disebut dengan cinta pada pandangan
pertama. (*/da/nk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar